Bisnisbandung.com - Pengamat politik Refly Harun mengungkapkan kekhawatirannya tentang masa depan pemerintahan Presiden Jokowi.
Dalam youtube pribadinya Refly Harun menyoroti isu-isu yang ia sebut sebagai "endgame" atau titik kritis pemerintahan Jokowi yang diprediksi bakal terjadi dalam waktu dekat, tepatnya pada 20 Oktober.
Pernyataan Refly Harun ini merujuk pada sejumlah masalah besar yang menurutnya terus memburuk di bawah kepemimpinan Jokowi.
Baca Juga: Menparekraf Sambut Penerbangan Langsung AirAsia Rute Hong Kong
Mulai dari krisis ekonomi, ketimpangan sosial, hingga kegagalan birokrasi yang semakin mencolok.
Ia menegaskan bahwa tanda-tanda kejatuhan ini sudah lama diprediksi dan tampaknya semakin dekat.
Menurut Refly Harun kondisi politik dan sosial di Indonesia saat ini sudah sangat mengkhawatirkan.
Ia menyebut banyak pihak yang merasa bahwa pemerintahan Jokowi berada di ambang kehancuran karena berbagai faktor yang saling memperburuk.
“Endgame ini bisa terjadi kapan saja bahkan bisa kita lihat di sekitar 20 Oktober," ujar Refly.
Baca Juga: Beberapa Penyebab ADHD Pada Dewasa
Ia mengungkapkan bahwa masyarakat semakin tidak puas dengan kondisi ekonomi yang tak kunjung membaik.
Sementara itu proyek-proyek besar yang diandalkan oleh pemerintah seperti pembangunan infrastruktur dinilai tak memberikan manfaat nyata bagi kesejahteraan rakyat.
Refly Harun juga mengkritik pendekatan pemerintahan Jokowi dalam mengelola ekonomi negara.
Ia menyebut bahwa eksploitasi sumber daya alam besar-besaran yang terjadi selama ini tak memberikan hasil yang signifikan bagi rakyat.
Artikel Terkait
Jokowi Seperti Menunggang Macan, Rocky Gerung: Siap-Siap Senjata Makan Tuan!
Proyek Nikel Jokowi Diklaim Melibatkan Kerja Paksa! Rocky Gerung: Tuduhan Mengejutkan
Warisan Jokowi di Mata Eep Saefulloh, Antara Ambisi Dinasti dan Realita Pahit
SBY Sindir Jokowi dalam Momen Promosi Doktor AHY, Rocky Gerung: Melawan Politik Cawe-Cawe
Hafid Abbas Serukan Keadilan, Jokowi Bisa Diseret ke Pengadilan Gara-Gara PIK 2
KPK dalam Cengkeraman Politik, Bivitri Susanti: Apakah Harapan Masih Ada?