Menyindir Jokowi, Rocky Gerung: Gibran Tempati Istana IKN Jaga Warisan Bapaknya!

Bisnisbandung.com - Pengamat politik Rocky Gerung kembali melontarkan kritik tajam kepada Presiden Joko Widodo (Jokowi) terkait peresmian Istana Negara di Ibu Kota Nusantara (IKN).

Dalam komentarnya Rocky Gerung mempertanyakan alasan Jokowi tetap melanjutkan manuver politik termasuk meresmikan Istana IKN di masa akhir jabatannya.

"Jokowi masih resmikan Istana Negara di IKN. Mengapa? Apakah ini bentuk ambisi yang tak terbendung untuk menunjukkan legasinya?" ujar Rocky Gerung yang dikutip dari youtube pribadinya.

Baca Juga: Transformasi Ekonomi Desa: Peran Desi dan AgenBRILink dalam Meningkatkan Kesejahteraan

Menurut Rocky Gerung, Jokowi seolah tak mampu menahan diri untuk menyaksikan langsung peresmian IKN yang ia anggap sebagai warisan terbesar dalam masa kepemimpinannya.

Langkah ini kata Rocky Gerung justru menunjukkan adanya ambisi politik yang konyol.

"Kalau sebelumnya Jokowi pernah mengatakan bahwa IKN akan diresmikan oleh Presiden berikutnya yaitu Prabowo, sekarang dia malah resmikan sendiri. Ini menunjukkan ambisi pribadi yang tak tertahankan," tambah Rocky Gerung.

Lebih jauh Rocky Gerung juga menyinggung wacana yang beredar di kalangan publik tentang kemungkinan Gibran Rakabuming Raka, putra Jokowi, menempati Istana IKN.

Menurutnya hal ini bisa menjadi masalah dalam legitimasi pemerintahan mendatang.

Baca Juga: Konsistensi Dalam Menjaga Pelayanan Kepada Nasabah Membuat bank bjb Raih Penghargaan Indonesia Customer Service Quality Award 2024

"Netizen bilang sebaiknya Gibran saja yang berkantor di Istana IKN untuk menjaga warisan bapaknya. Tapi ini justru jadi bahan olok-olok karena bisa memunculkan masalah dalam legitimasi pemerintahan baru nanti," jelas Rocky Gerung.

Rocky Gerung juga menyoroti penundaan pembacaan putusan Pengadilan Tata Usaha Negara (PTUN) terkait gugatan PDIP terhadap Komisi Pemilihan Umum (KPU) soal pencalonan Gibran sebagai wakil presiden.

Menurut Rocky Gerung penundaan ini menambah kecurigaan publik akan adanya permainan politik.

"Penundaan itu bukan karena alasan teknis tapi lebih politis. Publik menunggu apakah Gibran akan tetap lolos sebagai cawapres atau malah dicoret karena melanggar aturan konstitusi," ucap Rocky Gerung.

Baca Juga: Teknik Viral Marketing, Cek Detailnya!