Bisnisbandung.com - Gagasan pengembangan pangan terintegrasi telah menjadi sorotan utama dalam rencana ketahanan pangan Indonesia.
Program Food Estate, yang mencakup pertanian, perkebunan, dan peternakan di suatu kawasan, telah menjadi perbincangan hangat.
Namun, calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, memberikan pandangan baru dengan rencananya menggantikan Food Estate dengan konsep Contract Farming atau pertanian kontrak.
Baca Juga: Israel Menuduh Hamas Menjadikan Tempat Beribadah Sebagai Tempat Persembunyian
Anies Baswedan menyampaikan pandangannya saat berdiskusi seperti yang dikutip dari Instagram riatopan88.
Program Food Estate yang digagas oleh Presiden Joko Widodo.
Menurut Anies, kebijakan Food Estate cenderung kurang memberikan keuntungan kepada para petani yang sudah berkontribusi lintas generasi.
"Kenapa kami lebih cenderung pada program Contract Farming? Para petani telah berkontribusi lintas generasi, lalu negara memiliki dana untuk membangun pertanian. Namun, yang sudah bekerja di pertanian malah tidak menerima dukungan finansial dari negara," ungkap Anies.
Anies juga menyayangkan penggunaan dana negara untuk membangun tempat baru dan mengundang perusahaan untuk membangun pusat kegiatan pertanian.
Sementara para petani yang telah berjasa tidak mendapatkan dukungan yang seharusnya.
"Saya menyayangkan penggunaan uang negara tersebut," tutup Anies.
Food Estate sendiri dikenal sebagai program pemerintah yang bertujuan untuk memberdayakan lahan-lahan yang belum digarap.
Baca Juga: 3 Cara Memperbaiki Mood Pasca Dicuekin Cewek, Gak Susah Kok Bro!
Artikel Terkait
Ada Partai Politik Yang Tidak Setuju Pindah ke IKN, Ini Tanggapan Presiden Jokowi
Anas Urbaningrum Ungkap Strategi Politik Anies dan AHY Jelang Pilpres
Jusuf Kalla Mengkritik, Apakah Indonesia Siap Dipimpin oleh Anak Muda?
Baliho Besar Gagasannya Kecil, Sorotan Mahasiswa Universitas Gadjah Mada
Okky Madasari: bahaya Gen Z bila Memilih Pemimpin "Gemoy"
Jusuf Kalla: Melihat Politik Melalui Lensa Demokrasi dan Kepemimpinan