industri-kreatif

Ratusan Miliar Dana Investor Mengalir Deras Ke Startup Kopi

Selasa, 12 November 2019 | 11:45 WIB
manfaat-kopi-untuk-hati

Kunci bisnis Edward adalah bagaimana menggunakan teknologi untuk mengetahui kebiasaan pelanggan dengan menganalisa daftar histori pembelian mereka. Dari situ, Kopi Kenangan mengetahui apa saja produk yang dibutuhkan dan kemudian ditawarkan kembali ke pelanggan.

“Jadi sangat penting kita berada di mana-mana karena pelanggan mementingkan kenyamanan ketika membeli kopi mereka. Tipe pelanggan kami adalah Grab n go. Jadi yang penting enak, harga masuk di kantong, dan mudah untuk dibeli,” ungkapnya.

Alpha Jwc Ventures, investor Kopi Kenangan juga sepakat. Co-founder & managing partner Alpha Jwc Ventures Jefrey Joe menyebut adanya dukungan gaya hidup yang dibentuk oleh Kopi Kenangan, aplikasi yang memudahkan pelanggan, menu yang terus berkembang, lokasi serta startegi bisnis yang tepat sasaran akan tetap menjadikan Kopi Kenangan terdepan dalam tren bisnis kopi.

Fenomena pemodal besar mendanai kedai kopi bukan hal baru. Merujuk data Crunchbase, selama tiga tahun terakhir ada banyak kedai kopi yang mendapat pendanaan besar.

Dana terbesar diperoleh oleh Starbucks, perusahaan dan jaringan kedai kopi yang berbasis di Amerika Serikat (AS). Total pendanaanya mencapai US$ 900 juta. Menyusul kedai kopi lain seperti Luckin Coffee (US$ 550 juta) dan Bluestone Lane (US$ 35,64 ribu).

Dalam “Caffeine High: Coffee Funding Skyrockets In 2018” yang dimuat pada situs cbinsights (2018), menjelaskan bahwa melihat tren pendanaan kopi yang menguntungkan saat ini telah membuat jumlah dan ukuran kesepakatan tumbuh secara signifikan.

Investor telah mengalirkan hampir US$ 600 juta ke dalam startup kopi pada pertengahan tahun 2018, lebih dari 4 kali lipat dari total pendanaan pada tahun 2017 yaitu US$ 141 juta. Diproyeksi sampai akhir 2018, dana investor yang mengalir ke startup kopi bisa tembus US$ US$ 1,04 miliar.

Berbagai faktor mendorong investor secara gila-gilaan mengalirkan dananya ke ke startup kedai kopi. Pertama, terkait kondisi pasar kopi Asia yang masih terfragmentasi yang membuka kesempatan pemain baru berkembang. Misalnya saja kedai Kopi China, Luckin Coffee menggunakan dana dari investor untuk bisa bersaing dengan Starbucks di China.

Kopi juga cocok dengan tren diet saat ini. Secara alami, kopi tanpa kalori, bebas gluten, bebas susu hingga karbohidrat. Penurunan konsumsi soda mencapai level terendah 30 tahun pada 2016 juga membuka peluang baru untuk kopi.

Selain itu, kopi juga dalam posisi baik untuk memanfaatkan saluran penjualan baru. Perusahaan-perusahaan non-makanan membuka peluang kerja sama sehingga semakin banyak menggunakan kopi untuk mendorong loyalitas di antara klien mereka sendiri.

Ambil contoh saja, startup ruangan kerja berbagai WeWork menawarkan kopi gratis ke beberapa penyewa. Sementara Uber sejak tahun lalu bermitra dengan startup Cargo untuk menjual kopi botolan dan barang-barang kemasan lainnya kepada pengendara Uber.

Ramainya akusisi juga menjadi pendorong momentum. Ketika perusahaan-perusahaan besar meningkatkan akusisi ke startup kopi, yang dinilai investor menjadi jalan keluar mencari keuntungan baru. Nestle mengakuisisi saham mayoritas dua perusahaan kopi di Amerika Serikat, yaitu Blue Bottle Coffee dan Chameleon Cold Brew pada tahun 2017 lalu.

Terakhir, mayoritas startup makin melirik kopi dingin siap minum (botol) dengan memanfaatkan bahan-bahan dan metode pembuatan gaya baru. Kopi dingin telah menjadi tren selama beberapa tahun terakhir, dan para pemula termasuk High Brew Coffee, Wandering Bear Coffee, dan Rise Brewing Co. Semuanya mengantongi dana investor pada Juli 2018 berkat minuman kopi dingin. (C-003/KNTN)***

Halaman:

Tags

Terkini