industri-kreatif

Ratusan Miliar Dana Investor Mengalir Deras Ke Startup Kopi

Selasa, 12 November 2019 | 11:45 WIB
manfaat-kopi-untuk-hati

KONSUMSI kopi di Indonesia terus meningkat, dan para perusahaan rintisan (startup) kedai kopi mengambil keuntungan dari tren ini. Di balik itu, ada peranan investor besar yang rela keluarkan kocek fantastis untuk mencicipi gurihnya bisnis kopi.

Berdasarkan Pusat Data dan Sistem Informasi Pertanian Kementerian Pertanian (Kementan) menyebutkan bahwa sampai 2016 konsumsi kopi nasional sekitar 250.000 ton, naik 10,54% secara tahunan. Diperkirakan konsumsi kopi sepanjang tahun 2016 – 2021 tumbuh rata-rata 8,22% per tahun.

Dengan potensi itu, perusahaan modal ventura berani jor-joran memberikan pendanaan ke startup kedai kopi di Indonesia. Ambil contoh saja, Fore Coffee dan Kopi Kenangan mendapatkan pendanaan berjumlah fantastis hingga ratusan miliar.

Pada Januari 2019, Fore Coffe raih dana segar sebesar Rp 127 miliar dari East Ventures, SMDV, Pavilion Capital, Agaeti Venture Capital, Insignia Ventures Partners dan lainnya.

Sedangkan Kopi Kenangan mendapatkan suntikan dana sebanyak dua kali, Alpha JWC Venture Rp 121,6 miliar (2018) dan Sequio India Rp 282 miliar (2019).

Pendanaan fantastis ke startup kopi memang mengejutkan. Bagaimana, perusahaan kopi yang baru merintis dipercayai untuk mengelola dana begitu besar. Tapi itu semua tidak mengherankan, ketika kopi menjadi tren dan investor lebih mempercayai kedai kopi kekinian yang mengandalkan pemasaran lewat teknologi.

Startup kedai kopi menggaet loyalitas pelanggan melalui aplikasi seluler, di mana proses pembelian kopi dengan membuka aplikasi di ponsel, memilih menu kemudian melakukan pembayaran. Dengan begitu, kehadiran teknologi telah memberikan kemudahan, kecepatan serta kenyamanan mereka untuk berbelanja.

East Ventures yang merangkap sebagai investor sekaligus pendiri Fore Coffe menyadari betul pentingnya teknologi lewat penggunaan aplikasi.

Sebegitu pentingnya, sebagian dana segar yang mereka peroleh digunakan untuk mengembangkan teknologi aplikasi. Menurut Partner East Ventures Melisa Irene, melalui kehadiran aplikasi itu pemesanan kopi ke pelanggan jauh bisa lebih mudah.

“Tentunya Fore coffee adalah wujud rupa dari matangnya digital ekosistem di Indonesia. Sekarang order ready to drink item sudah bisa melalui aplikasi, bisa order dan bayar dulu, kemudian di pick up setelah jadi, bisa juga langsung di antar ke lokasi,” kata Melisa.

Dari ratusan ribu gelas yang terjual tiap bulan, 75% pemesanan kopi melalui aplikasi. Berkat aplikasi, dalam waktu lima bulan berdiri, Fore Coffee berkembang menjadi 16 gerai dan telah mengantarkan 100 ribu cangkir setiap bulannya.

Tahun ini saja, pihak Fore menargetkan pendirian 185 gerai yang tersebar di kota-kota, dan saat ini sudah terealisasi 87 gerai.

Kopi Kenangan tak mau kalah. Kedai kopi yang didirikan Edward Tirtanata ini bahkan mampu menjual 2 juta gelas kopi per bulan. Penjualan terbesar masih dari gerai yaitu melebihi 50%, sementara sisanya lewat aplikasi. Jika mematok harga terendah Rp 18.000, Kopi Kenangan bisa punya omzet Rp 36 miliar per bulan. Sekarang Kopi Kenangan telah memiliki 131 gerai di kota - kota besar di Indonesia.

Jumlah gerai Kopi terus meningkat, bahkan di tahun 2021, Kopi Kenangan berambisi mempunyai hingga 2000 gerai di seluruh Indonesia. Itu belum termasuk, rencana kedai kopi kekinian ini untuk ekspansi bisnis ke Asia Tenggara, seperti Malaysia, Thailand dan Filipina pada 2020.

Halaman:

Tags

Terkini