Bisnisbandung.com - Sosok sederhana berkarisma, Pak Khalid, seorang nelayan asal Banten, berhasil mencuri perhatian publik di acara bergengsi Indonesia Lawyers Club (ILC).
Dalam forum yang dihadiri banyak tokoh ternama tersebut, Pak Khalid tampil dengan public speaking yang luar biasa, menyampaikan pemikirannya dengan penuh ketegasan dan kedalaman.
Ia mengkritik tajam pembangunan pagar laut yang dianggap mengancam kehidupan nelayan.
Seraya menggambarkan betapa pentingnya solidaritas antarsesama, khususnya mereka yang hidup di pesisir.
Pak Khalid memulai orasinya dengan mengutip buku Logika Penjajah karya Yaimidi, seorang tokoh asal Banten.
"Salah satu ciri penjajah adalah pandangan yang sempit dan persial," ungkapnya.
Baca Juga: Tips dan Manfaat Public Speaking
Pernyataan ini menjadi sorotan karena relevansinya dengan kondisi saat ini, di mana kebijakan pembangunan sering kali mengabaikan dampak sosial dan lingkungan bagi masyarakat kecil seperti nelayan.
"Dia sempat bikin buku judulnya Logika Penjajah. Nah, salah satu di dalam buku Logika Penjajah itu, percis apa yang dikatakan si penelpon tadi ke saya.
Hei, kamu orang serang, orang pontang, gak boleh ngurusin tanggerang." Ujar pak kholid.
Dengan suara yang penuh semangat, ia menjelaskan bahwa laut bukan hanya soal sumber penghidupan, melainkan juga simbol persatuan.
"Sampai tingkatannya kita gak boleh nolongin tetangga kita yang sedang kelaparan atau tetangga kita yang sedang dijajah" kata pak kholid.
Lanjut pak kholid "Begitu juga di laut,Kalau orang laut itu hatinya. Ketika tanggerang menangis, ya orang serang juga harus menangis. Ketika rempang menangis, ya orang Serang juga harus menangis, harus cukup sakit".
"Ketika pesisir Manado Utara menjerit, ya orang Serang juga harus menjerit.," tegasnya.
Baca Juga: Brian Tracy Motivator Ulung Beberkan Kiat Ampuh Menguasai Public Speaking di Era Digital