BISNIS BANDUNG - China membuat perkembangan pesat dalam bidang sains beberapa dekade ini. Bahkan penelitian dan pengembangan telah dikenal ke penjuru dunia.
Alhasil, sejarah menuliskan penemuan China memiliki kontribusi pada perkembangan ekonomi negara-negara lain di Asia Timur, Timur Tengah dan Eropa.
Banyak teknologi yang diciptakan "negeri ginseng" itu seperti membangun waste-to energy plant di Shenzhen, hingga rencana peluncuran ChengDu Artificial Moon yang dayanya dapat digunakan untuk menerangi malam dan menggantikan lampu jalan.
Berikut sederet perkembangan teknologi di China yang cukup diakui dunia:
- Bangun stasiun luar angkasa China selesai dibangun 2022
China akan memulai pembangunan stasiun luar angkasa pada 2021. Wakil Kepala Proyek Peluncuran Chang Zheng 5, China Aerospace Science and Technology Corporation Qu Yiguang mengatakan ISS atau Stasiun Luar Angkasa Internasional versi China itu dinamakan Tiangong atau Istana Surga.
China berencana untuk menyelesaikan stasiun luar angkasa pada 2022, setelah lebih dari 10 misi untuk konstruksi dan perakitan orbit.
Stasiun luar angkasa itu akan berbentuk seperti T, dengan modul inti, disebut Tianhe, di bagian tengah dan satu kapsul lab di kedua sisinya.
Secara keseluruhan, stasiun ini akan menawarkan ruang hidup hingga 5.650 kaki kubik (160 meter kubik) di tiga modul. Lebih sedikit dibanding ISS yang memiliki 13.696 kaki kubik (388 meter kubik) ruangan.
Tidak seperti stasiun luar angkasa China sebelumnya, yang membutuhkan air yang diluncurkan dari Bumi, air di stasiun luar angkasa baru akan diambil dari uap air yang dikeluarkan astronaut dan dari urine yang didaur ulang dan dimurnikan.
Stasiun luar angkasa ini juga akan membawa mesin yang dapat menghasilkan oksigen tambahan.
Stasiun luar angkasa China juga akan memiliki ruang untuk eksperimen sains di berbagai bidang mulai dari astronomi hingga fisika dasar hingga sains kehidupan, menggunakan lebih dari selusin rak eksperimen.
- Chang'e 4 meneliti batuan Bulan
Robot penjelajah (rover) Yutu dan misi Chang'e 4 milik Badan Antariksa China (CNSA) kembali terbangun untuk ketiga kalinya pada 3 Maret 2018 lalu. Mereka ditidurkan ketika sisi terjauh Bulan ada di situasi malam. Satu malam di bulan sama dengan 14 hari waktu Bumi. Pasalnya total siang-malam di Bulan sama dengan 29,5 hari di Bumi.
CNSA menyebut robot rover itu bekerja normal setelah berdiam cukup lama di dinginnya malam di bulan yang bisa mencapai minus 180 derajat. Suhu sedingin itu terjadi lantaran matahari tak menyinari sisi tersebut dalam jangka waktu lama. Sehingga, panel surya di kedua perangkat ini berada pada mode standby hingga siang di bulan menjelang.
Mereka kembali bekerja untuk menjepret penampakan di sisi terjauh Bulan. Robot penjelajah dalam misi Chang'e 4, Yutu 2 menjepret foto lanskap yang menunjukkan medan tempat robot penjelajah tersebut berada.