Hingga pukul 14.00 pada tanggal 21 November,hasil monitoring BMKG menunjukan adanya 15 aktivitas gempa bumi susulan (aftershock) dengan magnitude terbesar M4.0.
Badan Geologi Kementerian ESDM segera mengirim tim tanggap darurat ke lokasi bencana guna melakukan pemetaandampak gempa bumi dan memberikan rekomendasi teknis guna membantu pemerintah Kabupaten dan Pemerintah Provinsi di lokasi bencana.
Baca Juga: Aceh Kembali Diguncang Gempa 6,4 SR, Berikut Pernyataan BMKG
Morfologi kabupaten Cianjur yang berupa dataran hingga dataran bergelombang, perbukitan bergelombang hingga terjal yang terletak pada bagian tenggara gunung api Gede. Wilayah ini secara umum tersusun oleh endapan Kuarter berupa batuan rombakan gunung api muda (breksi, gunung api, lava, tuff) dan aluvial sungai.
Sebagian batuan rombakan gunung api muda tersebut telah mengalami pelapukan, Endapan kuarter pada umumnya bersifat lunak, lepas, sehingga memperkuat efek guncangan sehiingga rawan gempa bumi.
Pada morfologi perbukitan bergelombang hingga terjal yang tersusun oleh batuan yang telah mengalami pelapukan, berpotensi terjadi gerakan tanah yang dapat dipicu oleh guncangan gempa bumi kuat dan curah hujan tinggi.
Baca Juga: Wilayah Sesar Lembang Beresiko Terdampak Gempa Daya Rusak Tinggi
Berdasarkan posisi lokasi pusat gempa bumi maka kejadian gempa bumi di Cianjur diakibatkan oleh aktivitas sesar aktif. Sesar aktif tersebut terletak di bagian timur laut zona sesar Cimandiri.
Lokasi pusat gempa memang tidak menyebabkan tsunami, karena pusat gempa bumi terletak di darat.
Badan Nasional Penanggulangan Bencana, segera menempatkan satu unit helikopter untuk mempermudah penanganan darurat bencana, evakuasi dan pendistribusian logistic ke lokasi-lokasi terisolir.
Artikel Terkait
PVMBG Prediksi Gempa JABAR
Dompet Dhuafa Membangun Huntara Untuk Korban Gempa Lombok
Pemprov Jabar Bantu Korban Gempa Donggala dan Palu
7 Korban Selamat Gempa Palu Dipulangkan Ke Cianjur