Kekeringan Kenya Menewaskan Ratusan Gajah dan Satwa liar

Bisnis Bandung - Dilansir dari reuters, Peninah Malonza selaku Sekretaris Kabinet Pariwisata, Satwa Liar dan Warisan, mengatakan bahwa sebagian besar Afrika Timur mengalami kekeringan termasuk Kenya.

Ini adalah Kekeringan kenya terparah dalam 40 tahun terakhir, kekeringan ini menyebabkan sekitar 205 gajah dan satwa liar lainnya tewas di Kenya.

Meskipun curah hujan mulai turun di sekitar wilayah tersebut, Departemen meteorologi Kenya memperkirakan intensitas curah hujan di bawah rata-rata untuk sebagian besar wilayah.

Baca Juga: Sinopsis Perempuan Bergaun Merah, Sajian Horor Penuh Darah yang Mulai Tayang Hari ini

Curah hujan yang rendah ini terus berlanjut untuk beberapa bulan mendatang.

Hal ini tentunya meningkatkan kekhawatiran masyarakat akan ancaman terhadap satwa liar Kenya belum berakhir.

"Kekeringan telah menyebabkan kematian satwa liar. Karena menipisnya sumber makanan serta kekurangan air." Jelas Malonza di dalam Konferensi Pers di Nairobi

Ia mengatakan sebanyak 14 spesies telah terkena dampaknya. 

Selain gajah yang mati, sebanyak 512 rusa kutub, 381 zebra, 12 jerapah dan 51 kerbau juga mengalami kekeringan selama periode antara februari dan oktober. 

Beberapa hewan ini termasuk hewan yang berada di Taman Nasional yang menjadi daya tarik wisata utama negara tersebut.

Baca Juga: Pecandu Slot Online? Berikut Bahaya Judi yang Ternyata Bukan Bikin Keren Melainkan Kere

"Gajah diwilayah Amboseli dan Laikipia-Samburu paling parah terkena dampak kekeringan, karena ekosistem telah mencatat lebih dari 70 kematian gajah", jelasnya.

Menurut kementerian pariwisata, tahun lalu negara itu mempunyai sekitar 36.000 gajah.

49 zebra jenis zebra grevy yang langka dan terancam punah juga mengalami kematian.

Kelompok yang mengurus konservasi zebra grevy, Grevy's Zebra Trust mengatakan bahwa 40 ekor zebra ini telah mati hanya dalam waktu tiga bulan karena kekeringan, mewakili hampir 2% dari populasi spesies ini.