
Fenomena surutnya genangan air sejak beberapa bulan lalu,tidak sedikit memberikan berkah bagi warga masyarakat.Salah seorang warga yang Mandalawangi temui mengungkapkan,sejak air bendungan surut beberapa bulan lalu , lahan bekas genangan ini di olah menjadi lahan sayuran, antara lain berupa timun yang sudah beberapa kali panen, karena usia tanamnya cukup pendek hanya 35 hari . Namun dibalik berkah tersebut ada yang terungkap,yakni sulitnya masyarakat setempat memperoleh lapangan pekerjaan,karena lahan mereka tempat mencari nafkah telah terendam . Kini masyarakat hanya mengandalkan mata pencaharian dari menangkap ikan di area genangan saja. Sementara untuk membuat jaring terapung layaknya di bendungan bendungan lainnya diperlukan modal yang tidak sedikit.

Hal sama diungkapkan warga lainnya, surutnya genangan banyak pelancong yang datang,terutama di kawasan bekas Kampung Betok,pada umumnya mereka penasaran dengan keberadaan bekas bangunan masjid. Atraksi wisata dadakan ini mampu memberikan tambahan penghasilan bagi masyarakat setempat.Dengan adanya pelancong dari berbagai daerah mulai bermunculan warung- warung yang menjajakan makanan dan minuman.Para pelancong akan semakin ramai setiap akhir pekan atau masa liburan,sedangkan di hari biasa hanya pelancong dari seputaran wilayah Jatigede saja yang berkunjung.Kondisi bangunan bangunan bekas rumah tinggal serta masjid memberikan nuansa cukup eksotis,terlebih dengan keberadaan beberapa makam.Hal inilah yang menjadikan kawasan tersebut menjadi populer sebagai latar untuk berswafoto.Selain dipakai untuk latar swafoto,tidak sedikit pula para fotograper berburu spot menarik untuk diabadikan dengan lensa kamera.

Kegiatan wisata di kawasan ini tidak dipungut biaya,hanya dikenakan tarif parkir saja oleh masyarakat setempat.Fenomena surutnya genangan waduk Jatigede telah terjadi dua kali. Para pelancong berharap adanya penataan, terutama bagi pedagang agar berjualan tidak terkesan carut marut seperti saat ini. (E-001) ***