Setiba di Bandara Hassanudin Kota Makassar , Pak Hasanuddin , staf Humas Pemprov Makassar menjemput dan langsung membawanya ke sebuah hotel di pusat Kota Makassar yang menjadi Ibukota Provinsi Sulawesi Selatan . Rombongan DPRD Kabupaten Bandung berkunjung Sulawesi Selatan untuk melakukan studi banding mengenai pengelolaan obyek wisata. Pagi hari setelah sarapan, rombongan dibawa ke obyek wisata air terjun Bantimurung dan Gua Leang-leang di Kab.Maros. Kabupaten ini merupakan wilayah pamekaran dari Kota Makassar . Bantimurung merupakan obyek wisata air terjun yang airnya jernih. Selain menikmati keindahan air terjun, ditambah aliran air yang dasarnya berbatu dan landai, saya tak kuasa mengikuti anggota rombongan yang ”kepincut” menceburkan diri ke aliran air terjun yang jernih dan sejuk. Konon ceritanya, kalau mandi di air terjun Bantimurung suka awet muda (he..he). Setelah dari obyek wisata air terjun Bantimurung, peninjauan dilanjutkan menuju obyek wisata Gua Leang-leang yang terletak di tebing bukit batu tidak jauh dari air terjun Bantimurung.
Konon Gua Leang-leang merupakan sisa peradaban yang tersimpan di Taman Prasejarah Leang-Leang. Peninggalan peradaban disini, bukan berupa fosil purba, melainkan lukisan di dinding gua. Para arkeolog memperkirakan, lukisan itu dibuat sekira 5.000 tahun silam. Dan ini merupakana obyek wisata yang unik dan langka. Leang-leang berada dikawasan yang terletak di wilayah Bantimurung, Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan ,berjarak kurang lebih 35 kilometer sebelah utara Kota Makassar. Diperoleh keterangan, Leang-leang merupakan salah satu dari ratusan gua prasejarah yang tersebar di perbukitan cadas (karst) wilayah Kab. Maros-Pangkep. Leang dalam bahasa Makassar berarti gua .Obyek wisata prasejarah seperti Leang-Leang jarang ditemukan di belahan dunia , patut disyukuri Indonesia memiliki obyek wisata yang langka ini. Apalagi lokasinya di kawasan karst yang luas. Gua-gua yang tersembunyi di antara batu-batu cadas yang menjulang dan kaya akan vegetasi serta biota. Lukisan dan peninggalan manusia prasejarah di Leang-leang memberikan petunjuk tentang peradaban nenek moyang manusia.
Adalah Van Heekeren dan Miss Heeren Palm, dua arkeolog Belanda yang menemukan gambar-gambar pada dinding gua (rock painting) Leang-leang sekitar tahun 1950-an . Gambar-gambar itu dominan berwarna merah. Mereka sangat kagum terhadap peninggalan prasejarah tersebut. Gua lain yang ditemukannya di kawasan itu adalah Gua Pettae . Tinggi mulut gua 8 meter , lebar 12 meter. Peninggalan yang ditemukan pada gua ini berupa lima gambar telapak tangan, satu gambar babi rusa meloncat dengan anak panah di dadanya, bilah serta kulit kerang yang terdeposit pada mulut gua. Untuk mencapai gua ini wisatawan harus menaiki 26 anak tangga.
Sementara satu lagi adalah Gua Petta Kere berada 300 meter di sebelah Gua Pettae. Terdapat teras pada mulut gua selebar satu meter dan dua meter pada area tanah landai yang berfungsi sebagai pelataran gua. Di dinding gua ini ada dua gambar babi rusa, 27 gambar telapak tangan, alat serpih bilah dan mata panah. Untuk mencapai gua ini wisatawan harus mendaki 64 anak tangga.
Salah satu gambar telapak tangan diperkirakan sebagai cap telapak tangan milik salah satu anggota suku yang telah mengikuti ritual potong jari. Ritual itu dilakukan sebagai tanda berduka atas kematian orang terdekatnya.
Para arkeolog memperkirakan, gambar-gambar itu berumur sekitar 5.000 tahun lebih. Gua-gua tersebut telah dihuni sekitar tahun 8000- 3000 sebelum Masehi. Gambar-gambar berwarna merah marun itu terbuat dari bahan pewarna alami yang dapat meresap kuat ke dalam pori-pori batu, sehingga tidak bisa terhapus dan bertahan ribuan tahun.
Keberadaan gua-gua ini menjadi gambaran mengenai pola migrasi manusia prasejarah dan lingkungannya dan Pulau Sulawesi dijadikan atau merupakan daerah lintasan strategis dalam jalur migrasi penduduk dari daratan Asia ke Pasifik Selatan. Gua-gua adalah salah satu tempat yang ideal untuk berlindung, baik sebagai tempat tinggal atau sekedar transit.
Pemandangan yang mengelilingi kawasan Leang-leang sangat indah. Dari kawasan ini terlihat tebing-tebing curam yang menjulang tinggi.Taman Prasejarah Leang-leang terletak sekira 12 kilometer dari Kota Kabupaten Maros. (B-003) ***